Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Mala Nyata

Gambar
Oleh : Dewi Sholeha Maisaroh   Sendu, dangkal, lirih, cibiran Rajut asa jadi bayangan bak bualan Sulit menggapai hanya karena cercaan Mendengar ocehan berbelok tak terarahkan   Miris… Jasadnya menangis, pikiran menepis, hati teriris Lontarkan rucahan sembari meringis Menghina jiwa tak berdosa sangatlah ironis   Wahai kau makhluk yang mengaku sempurna Tak ayal jika kau banyak tertawa ketimbang merasa Sudikah kau jika bertukar hidup dengannya Yang kau cela karena kekurangan raganya   Ke mana hatimu? Mintalah ampun pada Tuhanmu Jika suatu hari ejekan itu kembali padamu Siapkah kau menanggung malu?

MENCARI DIMENSIMU

Gambar
Aku mencari satu frasa diantara ribu helaian Sebuah titik di antara labirin yang sempat terlewatkan. Sekelebat udara yang mengisi relung angan Satu nama yang sempat berjalan Seraut wajah yang pernah terlukis sendu Sebait hembusan masa lalu. Dimana? Adakah jejak terakhirnya Sebelum menghilang setelahnya? Itukah nama yang kucari? Atau sesosok tubuh yang pernah berlari? Ah, tak bisa kuterka lagi. Aku terjerat rumitnya dimensi. Seolah gerakku terbatas ilusi. Memaksa nafasku untuk menemukan yang kucari Bersama ruh rindu, Berjalan bergerilya. Aku mencari siapa yang dapat melonggarkan perasaan ini. Ngringo, 19 Februari 2018

Wanita dalam Kisah Ashābul-Ukhdūd

Gambar
Kolom Dirasah Islamiyah – serial tafsir Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta seorang ibu kepada anaknya? Seorang ibu akan memberikan apapun bahkan jiwanya sekaligus hanya untuk membahagiakan sang anak. Ibu adalah lambang ketulusan, lambang cinta yang sesungguhnya, tidak ada kata kecewa dalam benih cintanya walau kadang cinta yang tulus itu bertepuk sebelah tangan oleh kedurhakaan. Tapi sadarkah kita bahwa ada cinta yang jauh lebih harum dan suci dibanding cinta ibu kepada anaknya. Adalah cinta dalam iman, cinta Allah kepada mahluknya, dan cinta makhluk kepada Tuhannya. Ada sebuah kisah masyhur, kisah tentang cinta yang sesungguhnya. Sebelum kita menuju inti ceritanya, mari kita ingat terlebih dahulu kandugan s urat a l-Burūj, surat ke 85 juz 30 dalam a l-Quran. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُو...

Maraknya Bullying di Indonesia

Gambar
Penulis: Alfiyan Paramudita, M.Pd Alfiyanparamudita43557@gmail.com   Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa besar, bangsa yang tersohor akan sifat gotong royong, tenggang rasa, dan memiliki tingkat kepedulian yang tingi. Akan tetapi sejak berkembangnya arus globalisasi dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, masyarakat Indonesia lebih cenderung kepada sikap individualismenya, sehingga budaya dan peradaban bangsa ini mulai luntur. Teknologi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat, mempermudah setiap orang untuk berkomunikasi dan bergaul dengan seluruh masyarakat dunia, sehingga masyarakat Indonesia cenderung mengikuti budaya dan peradaban bangsa lain, hingga tanpa disadari hal ini sedikit-demi sedikit mengikis budaya dan peradaban bangsa. Budaya dan peradaban bangsa Indonesia selalu diarahkan pada ranah pendidikan. Pendidikan diyakini menjadi metode yang selalu digunakan manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang, karena sudah terbukti sebagai sarana untuk meningkat...