Wanita dalam Kisah Ashābul-Ukhdūd
Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta seorang ibu kepada anaknya? Seorang ibu akan memberikan apapun bahkan jiwanya sekaligus hanya untuk membahagiakan sang anak. Ibu adalah lambang ketulusan, lambang cinta yang sesungguhnya, tidak ada kata kecewa dalam benih cintanya walau kadang cinta yang tulus itu bertepuk sebelah tangan oleh kedurhakaan.
Tapi sadarkah kita bahwa ada cinta yang jauh lebih
harum dan suci dibanding cinta ibu kepada anaknya. Adalah cinta dalam iman, cinta
Allah kepada mahluknya, dan cinta makhluk kepada Tuhannya. Ada sebuah kisah masyhur,
kisah tentang cinta yang sesungguhnya. Sebelum kita menuju inti ceritanya, mari
kita ingat terlebih dahulu kandugan surat al-Burūj, surat
ke 85 juz 30 dalam al-Quran.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ
أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ
ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ
هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ
عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا
نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9) إِنَّ
الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا
فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (10) إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ (11) إِنَّ
بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ (12) إِنَّهُ
هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ (13) وَهُوَ
الْغَفُورُ الْوَدُودُ (14) ذُو
الْعَرْشِ الْمَجِيدُ (15) فَعَّالٌ
لِمَا يُرِيدُ (16) هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ (17) فِرْعَوْنَ
وَثَمُودَ (18) بَلِ
الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ (19) وَاللَّهُ
مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ (20) بَلْ
هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ (21) فِي
لَوْحٍ مَحْفُوظٍ (22)
Yang artinya:
(1) demi langit
yang mempunyai gugusan bintang (2) dan hari yang
dijanjikan (3) dan yang menyaksikan
dan yang disaksikan (4) binasa dan
terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (5) yang berapi
(dinyalakan dengan) kayu bakar (6) ketika mereka
duduk di sekitarnya (7) sedang mereka
menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman (8) dan mereka
tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu
beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (9) yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu (10) Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki
dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi
mereka azab jahannam dan
bagi mereka azab (neraka) yang membakar (11) Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar.
Bagaimana kisah
yang dimaksudkan al-Quran dalam
surat Al-Burūj diatas?
Ayat pertama
hingga ketiga menjelaskan bahwa Allah bersumpah akan melaknat dan membinasakan
orang-orang yang membuat parit. Siapakah orang yang membuat parit itu? Mereka
adalah para pembesar Najran di Yaman. Untuk apa parit itu dibuat? Maka ayat ke
lima hingga ayat ke tujuh menngungkap kejahatan dan kebengisan yang mereka
lakukan. “ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang
mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman dan mereka tidak menyiksa
orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada
Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (QS. Al-Burūj: 5-8)
Karena
perlakuan terkutuk mereka itulah Allah sebagai penguasa, raja segala raja
melaknat mereka, dikatakan dalam dalam al-Quran “Bahwa sesungguhnya orang-orang yang
mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian
mereka tidak bertaubat, maka bagi
mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar” (QS Al-Burūj
10-11) sungguh sangat menyedihkan penggambaran yang al-Quran
jelaskan, sangat berat cobaan bagi seorang mukmin, dan hanya muslim yang
tangguh dengan keimanannya saja yang mampu menghadapi cobaan berat tersebut.
Bagaimana
detail kisah ashabul ukhdud? Dijelaskan
dalam riwayat Imam Muslim di sahih Muslim,
hadis No. 3005, 1998: 1600 tentang wanita dalam kisah ashabul ukhdud.
Alkisah pada
sebuah kerajaan yang ulama tafsir menyebutkan bahwa nama
kerajaan tersebut adalah Najran
terletak di daerah Yaman. Bahwa ada seorang pemuda yang dulunya dididik untuk
menjadi tukang sihir kerajaan, tetapi kemudian pemuda ini menjadi hamba Allah
yang beriman. Allah SWT memberikan kelebihan kepadanya.
Suatu ketika
pembantu raja yang buta berangkat menemui pemuda ini dan memohon kepadanya agar
menyembuhkan kebutaannya. Pemuda itu mau mendoakan agar Allah SWT menyembuhkannya
dengan syarat dia beriman kepada Allah SWT. Tawaran itu
diterima dan Allah pun menyembuhkan kebutaannya. Raja terkejut keheranan atas kejadian tersebut serta keimanan si pemuda. Raja
memerintahkan untuk menangkap pemuda ini dan menghukumnya.
Mula-mula
pemuda ini dihukum dengan cara dijatuhkan dari atas gunung. Raja berpesan “Jika
sesampainya disana dia mau keluar dari
agamanya, maka ia jangan diapa-apakan, tetapi kalau ia teguh dalam agamanya,
maka lemparkan saja ke jurang” Allah SWT menyelamatkan pemuda itu dan
membinasakan para pengawal raja. Kemudian pemuda tersebut menghadap raja. Raja
bertanya “Mana pengawalku?” dia menjawab “Allah menyelamatkanku dari kejahatan
mereka” Lalu raja memerintahkan pengawal yang lain agar menceburkannya ke laut.
Lantas dibawalah pemuda ini ke tengah laut dengan menggunakan kapal. Tetapi
Allah SWT kembali
menyelamatkannya.
Pemuda tersebut datang menghadap raja dan berkata “Engkau tidak bisa
membunuhku sebelum memenuhi perintahku” raja bertanya “Apa perintahmu?” pemuda
itu menjawab “Kumpulkan seluruh rakyat di lapangan, lalu saliblah aku pada
sebatang pohon. Panahlah aku seraya mengucapkan ‘Bismillahi
Rabbi hadzal ghulām’ (dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini). “Jika engkau melakukan apa yang aku
perintahkan ini, maka engkau bisa membunuhku” Setelah hal itu dilakukan, ternyata benar
pemuda tersebut meninggal. Tapi kemudian rakyatnya berkata “Kami beriman kepada
Tuhan pemuda ini” raja pun marah kepada mereka, ia membuat parit di sepanjang
jalan dengan nyala api serta melemparkan siapa saja yang beriman.
Ada seorang
ibu yang menggendong bayinya, ia termasuk
dalam golongan rakyat yang beriman kepada Tuhan pemuda tersebut. Ibu ini tidak
tega melihat bayi kecilnya ikut terbakar bersamanya. Maka keraguan merasuki
jiwanya. Dalam keraguan yang demikian hebatnya ini, tiba-tiba bayi yang masih
kecil itu berbicara “Wahai ibu, tabahkanlah hatimu, karena ibu berada dalam
kebenaran”
Itulah cinta
yang sebenarnya. Cinta dalam iman, cinta Allah kepada makhluknya, jangan sampai
cinta yang begitu besar bertepuk sebelah tangan karena kita sebagai mahluk
kufur atas cintaNya. Apa yang kita cintai di dunia ini semua akan sirna, cinta
kepada harta bisa habis, cinta kepada jabatan bisa hancur, cinta kepada sesama
manusiapun akan lenyap bahkan antara orang tua dengan anaknya, hanya Allah-lah
tempat kita meneguhkan cinta kita. Cinta dalam iman.
Semoga kita
senantiasa diberikan kekuatan, keteguhan dan keistiqomahan dalam iman,
mencintai semua yang Allah cinta, membenci apa yang Allah benci. Aamiin ya
rabbal ‘alamin
Wallahu a’lam
bi showab
.
Gontor-Ponorogo
Jum’at, 3 Juli 2020
Fadhila Tianti Mudi Awalia
Masya Allah Mumtaz
BalasHapusMerkur & Ferencia: Merkur & Ferencia Merkur
BalasHapusMerkur งานออนไลน์ & dental implants Ferencia merkur - Merkur & Ferencia Merkur https://febcasino.com/review/merit-casino/ in Solingen, aprcasino Germany - Merkur - Merkur Merkur - MERKUR - Merkur & 바카라 사이트 Ferencia Merkur