PANDANGAN HIDUP ISLAM (WORLDVIEW ISLAM)


Azhar Afif Abu Abdurrasyid

Istanbul Sabahattin Zaim University

afif88blue@gmail.com


Istilah worldview pertama kali digunakan oleh Immanuel Kant yang dalam Bahasa Jerman disebut dengan weltanschauung. Selanjutnya, oleh kalangan Idealis dan Romantisis Jerman, istilah ini mulai digunakan untuk menggambarkan “Susunan kepercayaan yang melandasi dan membentuk pemikiran dan tindakan manusia.” Kata worldview tidak bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa arab, karena kata worldview itu sendiri sekuler, yaitu istilah yang digunakan dalam memandang dunia. Jika ditinjau dari Islam, maka berubahlah makna secara terminologi.

Sebelum masuk ke dalam makna terminologi dari worldview Islam, kita mengenal terlebih dahulu makna “Islam.” Banyak yang salah memahami Islam, bahkan hanya sekedar memahami atau mengamalkannya secara parsial. Ada yang melihat Islam sebagai syariat atau ritual, hanya melaksanakan sholat, puasa, haji dan tidak mengetahui esensi di balik ritual atau syariat itu. Lainnya, melihat Islam sebagai dogma atau doktrin. Pada akhirnya mempunyai kesimpulan bahwa Islam itu dogma yang akan membuat seseorang fundamental dan radikal. Dan ada juga melihat Islam hanya sebatas ajaran moral, seperti mengajarkan kebaikan. Jika demikian, berarti Islam sama dengan agama-agama lainnya.

Islam adalah pandangan hidup, sekaligus peradaban, Islam berarti dīn wa tamaddun. Islam sebagai dīn termaktub dalam surah Ali Imran ayat 19, “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” Juga temaktub di dalam surah Ali Imran ayat 85, “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” Islam oleh orang liberal diganti makna dengan berserah diri.

Sedangkan, arti dari kata Dīn, Dayn; hutang Dayana; pemberi hutang. Dāna; berhutang. Dayyān; penguasa. Madana; membangun kota, membudayakan, memanusiakan. Tamaddun; peradaban. Menurut teori Syed Muhammad Naquib Al-Attas, kata Dīn memiliki makna membayar hutang, yaitu menaati hukum. Oleh karena itu, agama dapat diartikan sebagai proses membayar hutang, orang yang berhutang tentunya menaati hukum, dan cara membayar hutang ada hukumnya.

         Proses membayar hutang sudah ditetapkan melalui amal-amal yang ada di dalam al-Qur’an dan Hadits. Hutang dimaksud di sini, bukanlah seperti hutang antar manusia. Coba perhatikan awal dari keberhutangan, termaktub dalam surah al-A’raf ayat 172;

 أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَ

Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” Maka, dari ayat ini dijelaskan bahwa kita menyakini Allah merupakan Tuhan kita, secara fitrahnya kita lahir di dunia dengan mengenal Tuhan. Dan fitrah inilah yang diisi oleh keberagaman dalam Islam. Kalau pun dia lahir ke dunia dan tidak memeluk Islam, hal itu terjadi karena orang tuanya yang tidak memeluk Islam. Maka, dijelaskan dalam Hadits;

 كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka bapaknyalah yang mebuatnya menjadi Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari No. 1319. Muslim No. 2658) 

         Berislam itu mengikuti fitrah, adapun manusia yang lahir dan sampai wafat dalam keadaan Islam, sesungguhnya dia sedang memupuk fitrahnya agar tetap dalam keadaan Islam. Adapun cara membayar hutang yang telah dijelaskan di muka adalah dengan melakukan kebaikan-kebaikan. Dengan demikian, kita memandang kehidupan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara kita beriman. Maka, Islam harus diperkuat dan connect dengan iman. Dengan begitu, orang beriman, pasti berakhlaq mulia.

Worldview Menurut Pakar Studi Agama

Ninian smart. worldview adalah kepercayaan, perasaan, dan apa-apa yang terdapat dalam fikiran orang, sekaligus berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan, perubahan sosial, dan moral. Kepercayaan atau keyakinan itu akan menjadikan dia mengerjakan kegiatan sosial (keyakinan, fikiran dan perbuatan). Maka, apa yang dikerjakan seseorang itu, sesuai dengan apa yang dia pikirkan.

Thomas F Wall. worldview merupakan sistem kepercayaan dasar yang integral tentang diri anda, realitas dan pengertian eksistensi (An integrated system of basic beliefs about the nature of yourseft, reality, and the meaning of exixtance), Existensi yang dimaksud - di dalam diri sesorang itu terdapat kepercayaan; kepercayaan makna diri. Kepercayaan itu berakumulasi secara integral. Dari situlah dia memahami dirinya, manusia lain, alam semesta, dan pengertian existensi/wujud secara menyeluruh.

Adapun worldview menurutnya system of belief di antaranya;

James W. Sire. worldview adalah suatu komitmen dan kecendrungan hati yang paling dalam yang dapat dianggap sebagai seperangkat asumsi dasar. Bisa saja sebagian benar atau bisa salah secara keseluruhan, disadari maupun tidak disadari, yang permanen ataupun tidak. Mengenai realitas, akan menjadi pondasi bagi kehidupan, Gerakan dan tingkah laku kita. Maka kepercayaan dan tingkah laku ada korelasinya. Elemen dasar Worldview memiliki empat komponen; pikiran (asumsi dasar), kepercayaan/perasaan, Komitmen dan kecendrungan hati, dan perbuatan.

Worldview Menurut Tokoh Islam

Abul A’lā Mawdūdī. worldview Islam adalah pandangan hidup yang dimulai dari konsep ke-Esaan Tuhan (Shahādah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan menusia di dunia. Sebab shahādah adalah pernyataan moral untuk mendorong manusia melaksanakan apa yang diucapkannya dalam kehidupan secara menyeluruh. Dari shahādah dia akan melakukan apa yang sesuai dengan ucapanya itu. Orang bersyahadah menurutnya seharusnya menjalankan Rukun Iman dan Rukun Islam. Serta penerapan keduanya dengan implikasi; bermasyarakat, berdagang, belajar, berpolitik, menikah, bekerja, dan keseluruhan yang mencakup aspek kehidupan.

Definisi kepercayaan menurut Abul A’lā Mawdūdī, yaitu pandangan hidup Islam atau disebut aqidah fikriyyah, (kepercayaan yang didasarkan pada akal) yang memiliki muara aturan kehidupan.

Sebagai contoh, ketika seseorang lahir menjadi anak-anak, dia tidak mengerti apa pun, dan dalam Islam belum ada syarat untuk menjalankan syariat. Begitu aqil baligh, baru menjalankan syariat (mukallaf). Kenapa kewajiban itu dating ketika aqil balig? Karena Islam adalah agama yang rasional, agama yang harus dijalankan dengan akal dan dengan kesadaran, karena kalau tidak dengan kesadaran maka tidak akan diterima. Shahādah juga tidak di ucapkan kalau dengan paksaan.

Sayyid' Qutb berpendapat, bahwa worldview Islam adalah pandangan hidup Islam, akumulasi keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap muslim. Serta memberi gambaran tentang wujud dan apa yang ada di baliknya atau dikenal dengan sebutan Al-Tasawwur Al-Islamī.

Ada beberapa penyebab akumulasi dalam proses kehidupan seperti; berinfaq itu menambah kaya, durhaka kepada ortu akan celaka, yang hidup jujur berkah, sopan itu baik, shalat mencegah kemungkaran, mencari ilmu adalah ibadah, membantu orang lain adalah tanda iman dan kerja keras harus disertai doa

Syed Muhammad Naquib al-Attas. worldview Islam, sebagai pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat segala sesuatu (wujūd). Islam itu mengajarkan sesuatu dan apa yang menjadikan sesuatu itu benar dan salah. Sesuatu tersebut bisa jadi peristiwa kondisi sosial, dan juga bisa realitas yang empiris. Tapi dalam Islam, realitas saja tidak cukup, karena dalam Islam ada realitas yang empiris dan non empiris, yang terlihat oleh mata hati.

Realitas yang paling simple adalah melihat daging sebagai realitas, Ketika kita menanyakan daging itu halal atau tidak, mata hati kita yang melihat. Contoh lain: melihat uang, realitas uang sama, halal maupun haram. Tapi, dilihat oleh mata hati kita, tentu tidak hanya yang empiris atau fisik. Islam mengajarkan bahwa realitas tidak hanya sebuah pengerindraan dengan mata kepala saja. Bagaimana kita menyatakan kebenaran tentang realitas yang ada, Islam memiliki pandangan sendiri tentang benar dan salah terkait suatu realitas, kebenaran juga diperoleh dari perjalanan pemahaman kepada Islam.

Demikian realitas empiris dan non empiris berakumulasi menjadi sebuah hakikat wujud; yang mutlak atau wujud nisbi.

Alparslan Açıkgenç. worldview Islam merupakan visi tentang realitas dan kebenaran sebagai kesatuan mental yang arsitektonik, berperan sebagai asas yang tidak teramati bagi semua perilaku manusia. Seseorang muslim melihat realitas dengan standar kebenaran yang ia ketahui, kemudian melakukan sesuatu dengan kesatuan mental, kesatuan fikir. Yaitu, kesatuan mental arkitektonik

Adapun worldview Islam sendiri melibatkan pemahaman makna dari: konsep ilmu, manusia, moral, kehidupan, dunia dan amal. Satu sama lainnya saling berhubungan.

Hamid Fahmi Zarkasyi. Secara terminologi Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi mencoba mengumpulkan definisi dari Ninian Smart, Thomas F.Wall, Alparslan Açıkgenç, Thomas S.Khun, serta Edwin Hung yang diperinci sebagai berikut:

Pertama, worldview adalah sistem kepercayaan asasi yang integral di dalam diri manusia. Kedua, worldview memiliki dimensi yang meliputi pikiran dan perasaan manusia. Ketiga, worldview berguna memberi penjelasan mengenai realitas dan makna eksistensi. Keempat, worldview berperan dalam keberlangsungan dan perubahan morel dan sosial. Kelima, worldview menjadi asas perilaku manusia termasuk aktivitas ilmiah dan teknologis. Keenam, worldview adalah faktor penting dalam penalaran saintifik, yang dalam kajian sains serupa dengan paradigma. Ketujuh, worldview seperti halnya paradigma, menyediakan nilai, standar dan metodelogi.

Sistematika Islam dan worldview


1.1  Bagan Worldview Umum


 

 

1.2  Bagan Worldview Islam

 

         Perbedaan antara Worldview Islam dan Ateis

Worldview Islam

         Pandangan Alam Islam yang berangkat dari aqidah fikriah, di dalamnya ada agama, syariat aqidah dan akhlak. Pandangan hidup Islam, bukan sekedar pandangan akal manusia terhadap dunia fisik atau keterlibatan manusia di dalamnya dari segi historis, sosial, politik dan kultur. Tapi, mencakup aspek al-Dunya dan al-Akhirat. Aspek al-Dunya harus terkait secara erat dan mendalam dengan aspek akhirat, sedangkan aspek akhirat harus diletakkan sebagai aspek final. Pandangan dunia Islam harus dibangun melalui 9 elemen dasar yaitu: konsep Tuhan, wahyu, penciptaan, manusia, ilmu, agama, kebebasan, nilai, adab, dan konsep kebahagiaan. Karakter dasar elemen ini tidak akan berubah dan bersifat final.

         Konsep-konsep inilah yang ketika dipahami dan masuk ke dalam keyakinan, hati, dan fikiran. Maka, keyakinan ini akan menjadi motor dalam berperilaku. Sehingga dengan itu semua seorang bisa disebut sebagai muslim yang ber-woldview Islam.

Worldview Ateis

         Ateisme adalah sebuah pandangan yang tidak mengakui adanya Tuhan, menafikan Tuhan. Struktur konsep kehidupan ateis terdapat pada manusia. Menurut mereka, yang terpenting adalah kehidupan manusia. Tuhan tidak ada bagi mereka atau tidak perlu dimasukkan ke dalam aktifitas kehidupan. Dalam revolusi Perancis disebutkan bahwa Tuhan tidak perlu ikut campur dengan urusan manusia. Mereka meninggikan Humanisme. Mereka juga memiliki struktur konsep ilmu, manusia, dunia, dan konsep nilai. Dunia dipahami sebagai sebuah proses, dan sangat meninggikan nilai-nilai kemanusiaan.

Ed: Elmaliki

 

Referensi

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1995. Prologemena to the Metaphysics of Islam an Exposition of the Fundamental Element of the Worldview of Islam. Kuala Lumpur: ISTAC.      

F Wall, Thomas. 2001. Thinking Critically About Philosophical Problem. United States: Cengage Learning, Inc

Maududi, Sayyid Abul A'la, 1967. The Process of Islamic Revolution, Lahore: Islamic Publications.

Muslih, M. Kholid et.al. 2018. Worldview Islam: Pembahasan tentang Konsep-Konsep Penting dalam Islam. Ponorogo: Unida Gontor Press.

Smart, Ninian. 1983. Crosscultural Exploration of Human Belief. New York: Charles Scriner’s sons.

W.Sire, James. 2009. The Universe Next Door (A Basic Worldview Catalog). Volume 5. USA: InterVarsity Press.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalami Makna Literasi Lewat Diskusi

INDONESIA TAHUN 2050: MEMBACA OPTIMISME SEJARAWAN ANTHONY REID